Tujuan Mendirikan Halaqoh Ta'lim

(Mukadimah 2)
Oleh : Musa

Pada edisi kemarin kita telah membahas tentang arti halaqoh ta'lim, perkataan Habib Umar bin Muhammad bin Salim dalam muqoddimah, serta beberapa hadits yang beliau sampaikan.
Dalam kesempatan ini kita akan membahas lebih lanjut perkataan Al-Habib dalam Muqoddimah.

Selain dua hadits yang kemarin telah kita bahas, Al-Habib juga menyebutkan dua hadits yang lain. Yaitu :
Pertama, Hadits
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ (رواه الترمذي)
Dalam hadits ini diterangkan bahwa Allah, Malaikat, penghuni langit dan bumi, hingga seekor semut di rumahnya serta ikan semuanya mendoakan orang yang mengajari manusia tentang kebaikan. Yang dimaksud dengan sholawat dari Allah adalah pemberian rahmat. Sedangkan sholawat dari para malaikat dan makhluk yang lainnya adalah istighfar.*
Mengajar Sungguh merupakan kedudukan yang sangat mulia. Rahmat dari Allah yang selalu diharapkan setiap insan, dalam hadits diatas dijaminkan kepada orang yang mengajarkan kebaikan. Ia juga mendapat doa ampunan dari seluruh makhluk Allah swt baik yang di Bumi maupun Langit. Saya rasa dua hal tersebut sudah cukup untuk memotivasi setiap orang yang memiliki ilmu untuk mengajarkan apa yang telah ia ketahui.
Kemudian, apa yang dimaksud dengan 'kebaikan' dalam hadits tersebut? yang dimaksud dengan kebaikan dalam hadits tersebut adalah ilmu agama dan segala sesuatu yang dapat menyelamatkan manusia (dari kerugian dunia dan akhirat)**.
Kedua, hadits :
فوالله لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّه بِك رَجُلًا وَاحِدًا خَيْر لَك مِنْ حُمُر النَّعَم (رواه البخاري ومسلم)
Artinya kurang lebih : Demi Allah, sesungguhnya kamu menjadi sebab pemberian hidayah Allah terhadap satu orang adalah lebih baik daripada mendapat binatang ternak. (HR : Bukhori Muslim)
Hadits di atas adalah penggalan hadits dari kisah perang di Khaibar. Yang intinya adalah kita harus menyampaikan ajaran Islam kepada musuh sebelum kita perangi. Ketika musuh yang kita perangi mendapatkan hidayah Allah dan memeluk islam adalah lebih baik daripada mereka kita kalahkan dan kita ambil harta mereka. Ada juga yang mengatakan bahwa maksud hadis tersebut adalah ketika kita menjadi sebab hidayah satu orang adalah lebih baik dari pada mendapatkan harta kemudian kita sedekahkan.
Bukan hanya orang kafir yang membutuhkan hidayah (untuk masuk islam), akan tetapi orang islam pun memerlukan hidayah. Yaitu hidayah untuk mengamalkan apa yang ada dalam agama islam. Banyak orang islam yang tidak mendapatkan hidayah untuk mengerjakan sholat, membayar zakat, cara berpuasa yang benar dan bagaimana cara bersikap kepada orang lain. Karena tak seorangpun yang dapat mengerjakan amal sholeh kecuali setelah mendapatkan hidayah Allah swt.
Dalam hadits diatas lafadh hidayah tidak dibatasi dengan hidayah tertentu. Maka hadits tersebut mencakup dua hidayah diatas, hidayah masuk islam dan hidayah mengamalkan apa yang ada di dalam islam. Tidak diragukan lagi bahwa penyelenggara halaqoh ta'lim adalah orang yang menjadi sebab orang-orang awam mendapatkan hidayah untuk mengamalkan apa yang ada dalam islam.
Peran kita dalam hidayah sesuai hadits diatas adalah sekedar hidayah irsyad. Karena hidayah taufik hanya milik Allah swt. Wallahu a'lam.
Pada halaman berikutnya Al-Habib menyebutkan ayat 122 surat Al-Taubah yang berbunyi :

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Pada ayat diatas diterangkan –wallahu a'lam bimurodihi- agar sebagian umat islam ada yang pergi untuk mempelajari agama islam. Kemudian setelah mereka pulang ke kampung halaman mereka harus mengajarkan apa yang telah mereka pelajari kepada kaum mereka*** . Ini adalah salah satu dari beberapa maksud ayat diatas yang disebutkan oleh mufassirin. Selengkapnya bisa anda baca di buku-buku tafsir.
Setelah Al-Habib memotivasi kita untuk menyelenggarakan halaqoh ta'lim, beliau mengingatkan kita untuk memperbaiki niat kita.
Niat merupakan rukun terpenting dalam setiap kegiatan kita. Banyak orang yang mengerjakan amal kebaikan akan tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa karena niatnya yang tidak baik. Banyak pula pekerjaan mubah yang menjadikan sebab mendekatkan diri kepada Allah swt karena niatnya yang baik. Ketika kita menyelenggarakan halaqoh ta'lim, kita harus berniat ikhlas karena Allah swt, menunaikan kewajiban seorang yang telah mengetahui sebagian ilmu, jihad di jalan Allah swt dan niat-niat yang lain selama dalam koridor niat baik****.
Tidak sedikit orang menyelenggarakan halaqoh ta'lim tapi niatnya tidak baik. Misalnya menyelenggarakan halaqoh agar dianggap pandai, dihormati, diberi harta, atau karena menyaingi halaqoh di masjid kampung sebelah. Biasanya halaqoh seperti itu tidak akan langgeng dan tidak bermanfaat. Dan yang terpenting adalah penyelenggaranya tidak mendapatkan apa-apa selain jerih payah dan buang-buang waktu.
Sebagian dari kita biasanya sulit untuk ikhlas dalam mengerjakan apapun, termasuk menyelenggarakan halaqoh ta'lim. Jika kita belum bisa ikhlas, maka yang terpenting adalah kita tidak berniat buruk. Kita jauhi niat-niat yang bisa merusak amal. Kemudian kita usahakan untuk memasukan niat-niat yang baik. Insya Allah seiring berjalannya waktu kita akan ikhlas karena Allah swt.
Selain kita -sebagai penyelenggara halaqoh ta'lim- berniat dengan baik, peserta halaqoh kita juga harus diajari niat ikhlas. Maka akan lebih baik jika hari pertama pembukaan halaqoh ta'lim diisi dengan ceramah tentang pentingnya niat. Niat apa saja yang harus dijauhi. Kemudian mengajarkan niat apa saja yang sebaiknya dilakukan. Sehingga pada pertemuan kedua, baik pengajar maupun murid semuanya akan datang dengan niat yang baik. Wallahu A'lam.
*Al-Taisir syarh al-Jami' al-Shoghir juz : 2 hal : 330 maktabah syamilah.
**Tuhfatul Ahfadzi, juz : 6 hal. : 484 maktabah syamilah.
***Tafsir Ibnu Katsir, surat al-taubah 122.
****Untuk lebih lengkapnya bisa lihat kitab al-Niat karangan Habib Sa'ad Al-Idrus

(Bersambung insya Allah).

0 komentar:

Posting Komentar