Ketika…
Sang surya menapak
Jengkal demi jengkal
Seundak perundak
Tangga tahta kekuasaan sang Raja
Ketika …
Melenggang sombong
Diarak jalanan langit yang gemawan
Tampaknya ia akan semakin bengis
Semakin ganas tatapnya menyayat ari
Menancapkan imperial kuasanya
Atas orang-orang bumi
Aku masih nyantai
Tepekur di pojok ruangan ini
Menikmati syahdu ayat qurani
Dilantun mulut sendiri
Tapi, aku harus pergi
Kuangkatlayangkan kaki ini
Menerobos kejam terik siang matahari
Panas…
Angin datang melabrak
Ah cuek saja, Aku tak peduli
Tiba-tiba!
Pandangan ajib mengganjal mata
Bocah-bocah itu, masih kecil lagi
Lusuh pula pakaian mereka
Hampir camping
Berjejar berdiri disana
Di samping rindang pohon semak
Di pinggir jalanan ini
Allahu akbar…!
Sayup kudengar mulut mungil bersua
Menggemakan lontas keagungan-Mu
Aku tertegun…
Aku terdiam …
Aku heran …
Aku ingin bertanya.
Seribu tanya: siapa dan bagaimana
Aku menerawang
Bocah-bocah seumur mereka
Tapak tanpa alas seperti mereka
Compang pakaian seperti mereka
Di jalanan Jakarta
Adakah mereka seperti mereka?
Faqihmuqaddam, PaginyaJum`at, 24 R. Tsani 1430.
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar