Segera Bangkit Untuk Memperbaiki Diri Kita!

Oleh: Cakiconk
Seorang guru wanita sedang mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya dengan penuh semangat. Ia duduk menghadap para muridnya. Tangan kirinya memegang kapur dan tangan kanannya memegang penghapus. Guru itu berkata: "Anak-anak, Saya punya satu permainan... Caranya begini: di tangan kiri saya ada kapur, dan di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka kalian bilang "Kapur!", jika saya angkat penghapus ini, maka kalian bilang "Penghapus!" setuju?". Para murid menjawab: "setuju!!!".

Murid-muridnya pun paham dan mengikuti perintah sang guru. Si Guru bergantian mengangkat antara tangan kanan dan tangan kirinya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian, guru kembali berkata: "Baik, sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka kalian bilang "Penghapus!", dan jika saya angkat penghapus, maka kalian katakan "Kapur!", oke?". Setelah mereka setuju maka diulang-ulanglah cara kedua ini seperti sebelumnya, tentu saja para murid tadi awalnya keliru dan merasa kaku serta sangat kesulitan untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka menjadi biasa dan tidak lagi kaku. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Anak-anakku, begitulah kita, umat Islam. Mula-mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas dapat membedakannya. Namun kemudian, musuh-musuh kita memaksakan kepada kita dengan berbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil dan begitu juga sebaliknya. Awalnya, mungkin terasa sulit bagi kita untuk menerima hal tersebut, tapi karena hal tersebut terus-menerus disosialisasikan oleh mereka dengan cara-cara yang menarik, akhirnya lambat laun kita pun terbiasa dengan hal itu Dan selanjutnya kita mulai mau menerima dan mengikutinya. Musuh-musuh kita tidak pernah berhenti memutar-balikkan dan menukar nilai dan etika islam. "Keluar berduaan, pacar-pacaran bukan lagi suatu yang aneh, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi sudah jadi hal yang lumrah tanpa rasa malu, sex sebelum nikah sudah menjadi suatu kebiasaan dan trend, dugem, hiburan yang asyik nan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup (life style) baru, meninggalkan shalat, puasa sudah jadi doyanan tanpa penyesalan sedikit pun dan lain-lainnya. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disadari, sedikit demi sedikit kita menerimanya tanpa merasa bahwa hal itu adalah suatu kesalahan dan kemaksiatan besar. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham bu guru..."

"Baik, permainan kedua..." sang Guru melanjutkan. "Ibu Guru punya mushaf al-Qur'an, Ibu Guru akan metakkan mushaf ini di tengah karpet. Sekarang, kalian berdiri di luar sisi karpet tanpa menginjaknya. Aturan mainnya adalah, bagaimana cara mengambil mushaf al-Qur'an yang ada di tengah itu tanpa menginjak karpet?" para murid pun berpikir. Ada yang mencoba alternatif memakai bantuan tongkat dan lain-lain. Namun sang guru menganggap itu kurang tepat. Akhirnya Guru memberitahukan jalan keluarnya, digulungnya karpet itu, lalu dia ambil mushaf al-Qur'an yang ada di tengahnya. Ia memenuhi syarat, yaitu tidak menginjak karpet. "Anak-anakku, begitulah gambaran umat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak-injak islam kita dengan terang-terangan. Karena tentu kita akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasa pun tidak akan rela kalau Islam dihina di hadapan mereka. Melainkan langkah yang mereka ambil adalah mereka akan menggulung kita perlahan-lahan dari pinggir, sedikit demi sedikit agar kita tidak sadar bahwa kita sedang di serang".

"Jika seseorang ingin membangun sebuah rumah yang kuat dan kokoh, maka harus dibuat pondasi yang kokoh pula. Sama halnya dengan Islam, jika kita ingin islam tegak dengan kuat dan kokoh, maka kita harus membangun aqidah yang kuat pada diri kita sebagai pondasinya dan syari'ah yang kokoh sebagai pilar-pilarnya. Begitu juga sebaliknya, jika seseorang ingin membongkar sebuah rumah, tentu akan kesulitan kalau pembongkaran dimulai dari pondasinya, untuk itu tentu saja mereka akan menurunkan hiasan-hiasan dinding terlebih dahulu, kursi-kursi dan meja dikeluarkan, lemari dan lain-lainnya dikeluarkan satu persatu, setelah itu baru rumah dihancurkan. Begitulah musuh-musuh Islam dalam menghancurkan islam. mereka tidak akan menyerang kita terang-terangan, melainkan mereka akan perlahan-lahan mengerogoti nilai-nilai keislaman dari para pemeluknya. Mulai dari akhlak/perangai kita, cara hidup, cara berfikir, berpakaian, makanan dan lain sebagainya, sehingga meskipun kita muslim, tapi kita telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang diam-diam mereka masukkan sebagai pengganti nilai-nilai keislaman. Dan seperti itulah yang mereka inginkan. Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang sedang dijalankan oleh musuh-musuh kita". "Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak islam, bu Guru?" tanya seorang murid. "Memang dulunya mereka terang-terangan menyerang islam, seperti peristiwa Perang Salib, Perang Tartar dan lain sebagainya. Tapi serangan semacam itu mudah diketahui dan mudah diatasi. Dan sekarang sudah tidak lagi. Karena mereka sudah tahu akibatnya. Ya, Begitulah Islam. kalau diserang serentak secara terang-terangan, maka semua akan bangkit secara serentak, melawan dan memberontak. mereka akan sadar kalo agamanya sedang diserang musuh dan mereka pun akan bergegas membelanya. Tapi kalau diserang perlahan-lahan dari dalam maka mereka, umat islam, tidak akan sadar kalo agamanya tengah dirongrong. Sedikit demi sedikit nilai-nilainya pudar dan pada akhirnya mereka hancur lebur". Dengan intonasi laun, Sambil menutup buku dan memasukkannya kedalam tas, sang guru pun mengakhiri jam pelajarannya.

"Kalau begitu, mari kita akhiri pelajaran kita kali ini, dan sebelumnya mari kita berdoa terlebih dahulu sebelum pulang...." Matahari bersinar dengan teriknya tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.

RENUNGILAH SOBAT!
SEMOGA ALLAH MEMBERI TAUFIQ DAN HIDAYAH PADA KITA DAN KELUARGA KITA... MARILAH KITA SAMA-SAMA SADAR BAHWA AGAMA, BANGSA DAN TANAH AIR KITA SEMAKIN TERANCAM, UMAT ISLAM SEMAKIN MUDAH DIBELI DENGAN UANG, DILALAIKAN DENGAN KEINDAHAN DAN KESERAKAHAN HIDUP, HINGGA HILANG MARTABAT DAN HARGA DIRINYA!! INI LEBIH PENTING BAGI KITA UNTUK BERSATU DARIPADA NGELADENI SAUDARA-SAUDARA KITA YANG TIDAK SEPAHAM. Wabillahit taufiq wal hidayah.


0 komentar:

Posting Komentar