COBALAH KELEZATAN AQWAMMEDIA

Oleh : saeva (Mustawa IV)

Terima kasih kepada seluruh penulis aktif aqwammedia. Semoga karya-karya Anda selalu memberikan sumbangan pencerahan untuk segenap warga FORMIL dan sekitarnya.
Dalam tradisi tulis-menulis di media umum, kritik-mengkritik merupakan hal yang wajar. Dan lebih dari itu beberapa tikaman kritik pedas yang sifatnya ditujukan kepada seseorang atau kelompok tertentu sangat tepat sasaran dan tidak jarang menimbulkan reaksi jauh melebihi maksud dari kritik itu sendiri.





Indah, sangat indah sekali tradisi yang telah dilahirkan oleh aqwammedia, saling menuangkan pemikiran masing-masing individu untuk saling memberi masukan yang diharapkan dapat memberikan kemajuan bersama melalui media tertulis yang dapat dinikmati semua orang. Tradisi seperti ini lebih baik daripada tradisi ghibah. Karena pembicaraan yang disampaikan melalui tulisan langsung dapat dibaca oleh orang yang dituju, sehingga seolah-olah kedua belah pihak pengkritik dan terkritik saling berhadapan. Dari sinilah tradisi tulis-menulis dapat dikatakan tidak termasuk dalam definisi ghibah.
Namun, beberapa rakyat FORMIL yang tidak masuk dalam kelompok pengkritik atau yang dikritik sering sekali acuh dan bahkan enggan untuk sekedar menengok opini-opini tersebut. Karena dia tidak terlibat dalam maudlu' yang sedang dibicarakan para penulis aktif mading tersebut. Sehingga pembaca aqwammedia (untuk kolom opini) hanya beberapa orang saja. Dan hampir semua pembaca itu adalah orang yang berkepentingan dengan tema opini tersebut. Hal ini bukan salah para penulis, karena mereka telah melakukan jalur yang benar dalam mengutarakan opini mereka. Permasalahannya adalah rakyat FORMIL yang peduli pada FORMIL sangat minim. Sehingga tulisan-tulisan dalam aqwammedia yang bertema kritik atau masukan tidak mereka pedulikan. Bahkan ada yang hanya membaca judulnya saja kemudian berkomentar : "kurang kerjaan, bisanya hanya menyalahakan orang. mendingan menulis sesuatu yang ilmiah atau humor dari pada mempersoalkan permasalahan klasik seperti ini". Dari kalimat itu sangat tercermin ketidak pedualian orang tersebut terhadap perkembangan problem sosial. Dan orang seperti ini biasanya belum pernah mengirim tulisan di Aqwammedia.
Selain kolom opini, kolom cerpen dan humor adalah kolom favorit pembaca yang tidak boleh dikesampingkan. Sayangnya dalam tiap edisi aqwammedia tidak banyak menampilkan kolom tersebut. Mungkin hanya kolom-kolom kecil saja. Ada dua kemungkinan mengapa tim redaksi tidak banyak memuat kolom humor. Pertama, kekurangan pengirim tulisan humor. Kedua, pengirimnya banyak akan tetapi karena arena yang sempit dan terlalu banyaknya halaman opini dan artikel akhirnya kolom humor banyak yang ditunda. Persoalan yang kedua dapat diatasi dengan cara memperkecil tulisan atau menyettingnya sebisa mungkin agar aqwammedia bisa optimal. Namun, untuk persoalan pertama, solusinya sangat sulit. Bukan karena rakyat FORMIL tidak suka humor, atau karena mereka tidak suka cerpen. Akan tetapi karena kebudayaan menulis belum kita miliki. Kebanyakan dari kita lebih suka bercerita dengan lisan dari pada bercerita dengan tulisan.
Kolom lain yang sangat bermanfaat adalah artikel. Kolom ini sangat jarang sekali. Jika ada biasanya isinya sedikit sekali. Padahal dunia kita adalah dunia ilmiah yang sarat dengan pengetahuan. Akan tetapi, karena alasan waktu banyak penulis-penulis handal FORMIL yang tidak sempat mengirimkan artikelnya. Kepada para pembaca yang ahli dalam bidang ini, mohon untuk menyempatkan diri mengirimkan sedikit fawaid yang Anda ketahui. Karena pengetahuan yang anda sampaikan disini akan sangat bermanfaat untuk kami. Ala kulli hal, saya berterimakasih kepada teman-teman yang telah memberikan sumbangan artikel di aqwammedia ini terutama mas Gali.
Rekan-rekan senasip dan seperjuangan, sebaiknya kita melihat Aqwammedia sebagai sarana untuk mengasah kemampuan kita. Kita coba untuk mengirimkan karya kita apapun bentuknya. Kemudian kita perhatikan, apakah karya kita digemari oleh masyarakat atau tidak. Atau apakah karya kita sudah baik atau belum. Atau apakah karya kita masih banyak memiliki kesalahan sehingga ada kemungkinan tulisan kita akan ditentang, dijawab atau akan dikritisi.
Kepada Anda yang telah merasa mahir dalam bidang jurnalistik dan sudah tidak perlu lagi mengasah kemampuan, Jadikanlah Aqwammedia sebagai ajang menuangkan pemikiran Anda sekaligus mengajari kami tulis-menulis dari sela-sela karya Anda.
Setelah kita mencoba untuk memproduksi karya, kemudidan kita hidangkan dalam papan mading, mari kita bersama-sama menikmati kelezatan Aqwammedia.

0 komentar:

Posting Komentar