ETIKA BERTEMAN

Oleh: Sarianto*

Pertama: membantu kebutuhan teman, dalam hal ini ada beberapa tingkatan; yang paling rendah yaitu membantunya dengan senang hati ketika diminta, tingkatan selanjutnya memenuhi kebutuhannya tanpa harus dipinnta dan yang paling tinggi tingkatannya yaitu mendahulukan kebutuhan teman daripada kebutuhan kita sendiri.


Kedua: mulut kita terkadang berkata-kata dan terkadang diam.
Adapun yang dimaksud dengan diam disini yaitu diam dari membicarakan aib teman, baik ketika didepan kita maupun tidak di depan kita. Selanjutnya diam dari menanyakan sesuatu yang tidak dia sukai dan jangan bertanya ketika bertemu dengannya; Mau kemana? Karena terkadang teman kita tidak mau ada orang lain tahu tujuan dia pergi, menyimpan rahasianya, jangan mencela keluarga dan orang-orang yang dicintainya dan jangan menyampaikan celaan orang lain kepadanya.

Ketiga: sebaiknya kita diam dari sesuatu yang tidak dia sukai, kecuali ada kewajiban bagi kita untuk berbicara seperti dalam hal amar ma'ruf nahi mungkar dan tidak ada celah untuk diam, karena pada hakekatnya hal ini adalah perbuatan baik.

Dan ketahuilah, jika kamu mencari teman yang bersih dari aib, maka kamu tidak akan pernah menemukannya, tapi orang yang kebaikannya lebih banyak dari kejelekannya, maka itulah yang seharusnya kita cari , sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Mubarok: Orang mukmin memaafkan sedang orang munafik mencari kesalahan.

Sebaiknya jangan pernah berburuk sangka (su'uddzan), sebagaimana sabda Rosul Saw: takutlah kamu dengan prasangka, karena prasangkaitu adalah perkataan yang paling bohong.

Dan ketahuilah bahwa iman seseorang tidak akan sempurna sampai mencintaisaudaranya seperti mencintai dirinya sendiri dan kamu menginkan apa yang tidak kamu inginkan terhadap temanmu.

Keempat: lisan kita harus bicara sebagaimana harus diam dari sesuatu yang tidak dia sukai.lisan kita harus bicara dalam hal-hal yang dia senangi, karena orang yang menerima dengan kediaman, maka dia seperti berteman dengan ahli kubur dan gunanya teman adalah agar kita mendapatkan faedah, selain itu diam dapat diartikan menahan dari menyakiti, maka sebaiknya kita menyayangi teman kita dengan lisan kita dan merasa kesepian ketika dia tidak ada, menanyakan masalah yang datang kepadanya dan memperlihatkan rasa senang dengan apa yang menjadikannya senang, sebagaimana yang hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi: ketika salah satu dari kalian suka dengan saudaranya maka katakanlah kepadanya.

Sebagian dari adab juga memanggilnya dengan panggilan yang dia sukai, Umar bin Khattab Ra berkata: Tiga perkara membersihkan kasih sayangmu terhadap saudaramu, salam kepadanya ketika kamu bertemu dengannya, memberi tempat duduk di majlis dan memberi panggilan yang paling dia sukai.

Sebagian dari adab juga menasehati dan mengajari, tidaklah kebutuhan saudaramu kepada ilmu lebih sedikit daripada kebutuhannya kepada arta, jika kamu kaya dengan ilmu, maka berikanlah ilmu itu kepadanya. Sebaiknya nasehatmu kepadanya tidak terang-terangan, perbedaan antara mencela dan menasehati adalah terang-terangan atau tidak. Memaafkan dari kesalahannya, jika kesalahannya dalam masalah agama, maka nasehatilah secara lembut selagi bisa.

Kelima: mendoakan yang baik ketika dia masih hidup maupun ketika dia sudah mati dengan semua yang kamu doakan untuk dirimu sendiri, dalam Shahih Muslim dari Abu Darda' Ra. Bahwasanya Nabi Saw bersabda: do'a seorang Muslim terhadap saudaranya tanpa diketahui, dikabulkan, diatas kepalanya ada malaikat yaang ditugaskan ketika mendoakan temannya dengan kebaikan, berkata malaikatyang ditugaskan tersebut; kabulkanlah do'anya dan bagimu seoerti itu. Abu Darda' mendoakan banyak saudaranya dengan menyebutkan namanya.

Adapn do'a setelah menninggal, berkata Amr bin Haris: ketika seorang hamba mendoakan saudaranya yang sudah meninggal, datang malaikat ke kuburnya kemudian berkata: Hai penghuni kubur yang asing, ini hadiah dari sudaramu untukmu.

Keenam: tetap menyayanginya sampai menngga dunia dan sesudah meningglnya saudara dengan anak-anaknya dan teman-temannya, Nabi Saw memuliakan seorang nenek dan berkata: sesungguhnya dia membantu kami ketika khadijah masih hidup.

Ketahuilah bahwa tidak termasuk kasih sayang, mengikuti saudaranya dalam sesuatu yang bertentangan dengan agama.

Ketujuh: meringankan dan meninggalkan membebani teman yaitu tidak membebani teman dengan sesuatu yang memberatkan, tetapi tujuan pertemananmu adalah Allah Ta'ala, mencari berkah dengan doanya, mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dengan melaksanakan hak-haknya. Wallohu A'lam.

* Mustawa III, Al-Ahgaff university, Tarim-Hadromaut-Yaman

0 komentar:

Posting Komentar