TUJUAN MENDIRIKAN HALAQOH TA'LIM

(Mukadimah 4)
Oleh : Musa

Ahlul Ilmi
Al-Habib mengutip pernyataan Imam Al-Ghozali dalam kitab Ihya tentang kewajiban setiap muslim yang telah mengetahui sebuah permasalahan untuk menyampaikannya.
"ketahuilah bahwa pada zaman sekarang (zaman Imam Ghozali RA) setiap rumah dimana pun berada tidak lepas dari kemungkaran.
Yaitu ketika mereka enggan menunjukan masyarakat pada kebaikan (ma'ruf). Kebanyakan masyarakat perkotaan bodoh akan hal-hal agama (syariat islam), lebih-lebih masyarakat pedukuhan dan pedalaman. Maka setiap masjid dan perumahan di sebuah kota harus ada orang ahli fikih yang mengajari masyarakat tentang agama mereka. Begitu juga di setiap desa-desa. Dan wajib bagi orang fakih yang telah selesai dari belajar hal-hal yang bersifat fardhu ain dan telah menginjak pelajaran yang fardhu kifayah, untuk keluar dari kotanya (pemukimannya) menuju ke pedukuhan dan pedalaman untuk mengajari kebutuhan agama mereka. .... Dan setiap orang awam yang telah mengetahui salah satu syarat sholat maka ia wajib mengajarkannya pada orang lain. Jika ia tidak mengajarkannya maka ia berdosa juga. Sebagaimana telah maklum bahwa seorang Nabi tidak dilahirkan dalam keadaan pandai (alim) akan hukum-hukum agama. Akan tetapi sudah menjadi kewajiban bagi setiap ahli ilmu untuk menyampaikan ilmunya. Dan setiap orang yang mengetahui satu permasalahan maka ia adalah ahlu ilmi tentang permasalahan itu."
Demikianlah, bahwa menurut Imam Ghozali setiap orang yang telah mengetahui sesuatu, berkewajiban menyempaikannya pada orang yang belum mengetahuinya, karena ia merupakan ahlu ilmi tentang masalah itu.
Tidak diragukan lagi, maksud dari pengutipan pernyataan Imam Ghozali diatas adalah untuk memberi motivasi kepada setiap pelajar ilmu agama untuk membuka halaqoh ta'lim. Tidak ada alasan untuk mengelak meskipun ia baru mengetahui sedikit permasalahan agama.
Perlu diketahui, bahwa keterangan diatas adalah kewajiban kita mengajarkan apa yang telah kita pelajari. Dan bukan kewajiban untuk membuka halaqoh ta'lim tanpa ilmu. Oleh karena itu, kita harus mengajarkan sesuai dengan apa yang telah kita pelajari. Kita tidak boleh melampauinya dan memaksakan diri mengajarkan apa yang tidak kita ketahui. Karena hal itu adalah menyesatkan dan bukan menunjukan.

Sebab-Sebab Kendornya Semangat Dakwah
Kendornya semangat dakwah kebanyakan disebabkan oleh beberapa prasangka dan alasan yang tidak benar. Maka perhatikanlah pernyataan Imam Al-Haddad dalam kitab Al-Da'wah Al-Taamah berikut ini : "terkadang di benak para ahli ilmi muncul beberapa prasangka yang menghalanginya dari berdakwah menuju kebenaran dan menyebarkan ilmu. Diantaranya adalah ungkapan -saya tidak mengamalkan ilmu saya, bagaimana saya akan mengajarkan dan mengajak (orang lain) untuk mengerjakannya, sedangkan hal itu ancamannya berat. Maka, jawabannya adalah bahwa mengajarkan ilmu merupakan bagian dari mengamalkannya. Orang yang mengajarkan dan tidak mengamalkan jauh lebih baik dari pada orang yang tidak mengamalkan dan tidak mengajarkan. Jika engkau tidak mampu mengerjakan kebaikan secara utuh, maka janganlah engkau lemah dari mengerjakan sebagiannya. Dan kamu harus terus belajar dan berusaha untuk mengamalakan apa yang telah engkau ketahui. Tidak diragukan lagi bahwa ancaman terhadap orang yang tidak mengamalkan dan tidak mengajarkan lebih berat daripada ancaman terhadap orang yang mengajarkan meskipun belum mengamalkan. Karena orang yang telah mengajarkan dan belum mengamalkan telah mengerjakan salah satu dari dua kewajibannya, sedangkan orang yang tidak mengajarkan dan tidak mengamalkan telah meninggalkan dua kewajibannya sekaligus, maka ia lebih berhak untuk mendapatkan ancaman dan siksanya.
Diantara alasannya yang lain adalah ucapannya pada diri sendiri : bahwa seruan menuju Allah SWT (dakwah) serta menuntun masyarakat menuju kepada-Nya merupakan kedudukan yang sangat tinggi lagi mulia, hal itu adalah tugas para imam yang mampu menunjukan pada hidayah dan agama Allah SWT, sedangkan saya tidak termasuk salah satu dari mereka. Maka, kekerdilannya itu menjadikannya terbungkam dari dakwah serta enggan untuk menuntun masyarakat. ia menyangka bahwa itu adalah termasuk dari sifat tawadhu' yang terpuji serta sifat tahu diri yang sudah sepantasnya. Ini adalah salah satu dari prasangka yang salah. Karena kebenaran tidak akan menghalangi kebenaran, serta kebaikan takan memalingkan dari kebaikan. Maka, ia wajib berusaha dan menyingsingkan lengan baju untuk berdakwah menuju hidayah serta menunjukan jalan kebaikan dengan disertai sifat tawadhu', rendah hati, merasa takut pada Allah SWT, khusyu' serta pengakuan akan kekurangan dan kehinaan dirinya. Inilah sifat kesempurnaan (yang hakiki), serta tabiat orang-orang besar yang mana dakwah mereka tidak pernah terhalangi hanya karena bisikan syaitan, tidak pula terpalingkan hanya karena propaganda-propagandanya. ... Prasangka-prasangka yang telah kami sebutkan di atas dan sejenisnya, terkadang juga menimpa para ulama yang telah mengamalkan ilmunya serta telah memiliki sifat takwa kepada Allah SWT."
Semoga Allah SWT membalas beliau dengan kebaikan atas nasihat yang penuh kasih sayang ini. Semoga Allah SWT memberikan pertolongan dan taufiq.
Selanjutnya, kata Al-Habib : maka wajib bagi setiap orang islam yang berambisi untuk menegakkan agamanya serta berharap untuk mendapatkan ridho Allah SWT, bergerak bersama untuk mendirikan halaqoh ta'lim dan memperluas jaringannya dengan mengajar bagi yang memiliki keahlian dan mensuportnya bagi yang tidak mampu. Caranya adalah dengan mengorbankan harta dan segala kemampuannya, baik kemampuan jasmani ataupun rohani.
"وتعاونوا على البر والتقوى"
وصلى الله على سيد المعلمين والداعين حبيب الله محمد وآله وصحبه وسلم
Demikianlah sedikit keterangan dari kami tentang sambutan Habib Umar bin Muhammad bin Hafidh dalam mukadimah buku Maqoshid Halaqoh Ta'lim wa Wasa'iluha yang telah kami tulis selama empat edisi. Semoga bermanfaat.
Untuk membuka edisi berkutnya akan saya sebutkan tujuan menyelenggarakan halaqoh ta'lim secara global sebagaimana dalam kitab tersebut. Yaitu :
1. Menanamkan keagungan agama Islam dalam hati setiap pelajar.
2. Menyampaikan ilmu pengetahuan ke dalam otak mereka serta memahamkan agama mereka.
3. Menghiasi mereka dengan akhlak islamiah yang sangat terpuji.
4. Menautkan hati mereka dengan tugas dakwah menuju Allah SWT serta rasa bertanggungjawab atas tugas agama dan Risalah Muhammadiah.

Semoga Allah SWT melanggengkan rahmat-Nya kepada kita untuk terus mengais hikmah-hikmah yang menyejukan hati dan jiwa kita. Amin.
(bersambung Insya Allah SWT)



0 komentar:

Posting Komentar