Tujuan Mendirikan Halaqoh Taklim

(bagian 5 : Tujuan Yang Pertama)
Oleh : Musa

Setelah pada halaqoh-halaqoh yang telah lalu kita membahas muqoddimah dari kitab "Maqoshid Halaqotta'lim wa wasailuha", kita akan mulai membahas dari tujuan yang pertama dan cara untuk mewujudkan tujuan ini.
Tujuan yang pertama dari mendirikan halaqoh ta'lim adalah
"Menanamkan keagungan agama Islam dalam hati setiap pelajar." Sebenarnya, keagungan agama Islam memang harus ada di hati setiap muslim. Karena orang muslim yang hatinya tidak tunduk sepenuhnya pada agama Islam, masih diragukan keislamannya. Meskipun ia mengerjakan lima rukun Islam. Tidak sedikit umat Islam yang mengerjakan kewajiban-kewajiban itu dengan terpaksa. Lebih-lebih kewajiban yang berkaitan dengan harta benda, zakat. Andaikan dalam hati mereka ada rasa hormat dan ketundukan yang total, niscaya kewajiban-kewajiban itu akan dikerjakan dengan penuh keikhlasan.
Jika setiap orang awam wajib mengagungkan agama Islam, maka kewajiban ini lebih ditekankan bagi kaum terpelajar. Karena kaum terpelajar dengan ilmunya telah mengetahui sisi-sisi keagungan agama Islam. Disamping itu, kaum terpelajar adalah sebagai percontohan bagi orang awam, sebagaimana para Nabi menjadi contoh bagi umatnya. Seperti yang telah diterangkan dalam hadits "kaum terpelajar (ulama) adalah pewaris para Nabi."

Makna mengagungkan agama Islam
Apakah makna sikap mengagungkan agama Islam sebagaimana yang diharapkan dari pendirian halaqoh ta'lim? Cara mengagungkan agama Islam adalah dengan memposisikannya sebagai agama yang sangat tinggi dan mulia, menerapkan segala ajaran-ajarannya secara totalitas, merasa bertanggungjawab atas keberadaannya dengan terus menebarkan kesyi'arannya, berkorban jiwa dan raga untuk kepentingan-kepentingannya, membelanya dari gangguan orang luar. Dengan kata lain mengagungkan agama Islam adalah mengibarkan panji-panjinya dengan bangga, baik di dalam dada, di keluarga maupun di lingkungan masyarakat.
Semua sikap diatas tidak akan terwujud dalam diri seseorang tanpa melalui pendidikan (tarbiah) dengan segala jenisnya. Baik pendidikan keluarga, lingkungan maupun pendidikan di instansi-instansi resmi. Karena orang yang tidak mengenal sesuatu tidak akan dapat mencintainya, apalagi mengagungkannya. Oleh sebab itu, kita perlu mengenalkan Islam kepada seluruh masyarakat melalui halaqoh ta'lim yang kita dirikan. Dengan harapan agar keagungan agama Islam tertanam di setiap dada insan muslim.

Metode Untuk Menanamkan Keagungan Agama Islam
Ada beberapa cara yang perlu ditempuh pendiri atau penyelenggara halaqoh ta'lim untuk merealisasikan tujuan yang pertama ini. Diantaranya adalah :
1. Sebaiknya para penyelenggara halaqoh ta'lim menampakkan sikap-sikap yang agung dalam ucapan, perbuatan dan tingkah lakunya, agar sikap ini disaksikan oleh para peserta halaqoh ta'lim. Sehingga mereka dapat meniru serta menerapkannya. Hal itu dapat terlihat pada saat dia mengucapkan Lafadh Jalalah (Allah), hatinya dipenuhi dengan rasa hormat dan cinta yang sangat dalam, disertai dengan pengucapan sifat-sifat keagungan Allah swt semisal : jalla jalaluhu, azza wajalla, subhanahu wata'ala dan jalla fii 'ula. Diantara sikap agung dalam ucapan penyelenggara ta'lim adalah ketika menyebutkan nama Nabi Muhammad saw atau Nabi-nabi yang lain disertai dengan kata sayyid (tuan), disertai rasa kecintaan dan mendoakan sholawat serta salam untuk mereka dan keluarga mereka. Begitu juga ketika menyebutkan nama seorang alim ulama, maka harus disertai dengan mendoakan ridho serta rahmat Allah swt untuk mereka.
2. Dengan memperbanyak mengingat akhirat serta segala sesuatu yang akan terjadi disana, semisal balasan setiap amal perbuatan.
Cara ini digunakan untuk memberi motivasi kepada para peserta halaqoh ta'lim dalam mengerjakan amal-amal kebaikan dan menjauhi gemerlap kehidupan dunia. Dengan mengingatkan mereka akan hal ihwal hari kiamat sebagai hari pembalasan, jiwa mereka akan merasa menyesal atas dosa-dosa, merasa sangat membutuhkan ampunan dan rahmat Allah swt serta merasa sudah saatnya kembali kepada Allah swt Penguasa hari pembalasan. Dengan demikian, ketika mereka kembali dari halaqoh ta'lim, hati mereka dipenuhi dengan rasa tanggungjawab yang tinggi akan perbuatan-perbuatan yang telah, sedang dan akan ia kerjakan. Semangatnya untuk mengerjakan kebaikan kembali berkobar setelah sempat terpadamkan oleh air dosa-dosa yang mengguyur dari berbagai arah.
3. Dengan mengulang-ulang kisah-kisah para Nabi dan orang-orang sholeh.
Dalam kisah para Nabi dan salafus sholih ada hikmah-hikmah dan pelajaran penting yang dapat kita petik. Karena kisah kehidupan mereka diliputi dengan teladan dan rahasia-rahasia Allah swt. Keberhasilan metode ini telah terbukti dengan keberhasilan Al-Quran dalam mengingatkan orang-orang kafir. Sehingga tidak sedikit dari mereka masuk Islam setelah mendengar kisah para Nabi saw.
4. Mengulang-ulang pembicaraan tentang agama Islam sebagai pemberian paling agung dari Allah swt terhadap umat manusia. Dengan agama inilah kebahagiaan abadi, ketinggian derajat serta keselamatan dari api neraka akan kita gapai. Dan kehidupan dunia tidak ada artinya jika dibandingkan dengan segala sesuatu yang ada di sisi Allah swt.
Dengan membicarakan pemberian Allah swt, kita telah bersyukur kepada Allah swt atas karunia-Nya. Karena membicarakan kenikmatan yang kita terima adalah salah satu dari jenis syukur dengan lisan. Dengan membicarakan nikmat pula kita semakin merasa berhutang dan sudah sepantasnya senantiasa mengerjakan apa yang telah menjadi kewajiban kita.
Dengan membicarakan tentang agama Islam yang membawa kita pada kebahagiaan abadi, ketinggian derajat serta keselamatan dari api neraka, diharapkan para peserta halaqoh lebih merasa yakin akan ajarannya dan lebih gigih dalam mempelajarinya.
5. Menyimak dengan seksama setiap pembacaan ayat Al-Quran. Tidak menyentuh Al-Quran kecuali dalam keadaan suci. Bahkan dianjurkan untuk menjaga kesucian selama halaqoh berlangsung dan dalam keadaan apapun.
Point ini mengajarkan kepada kita agar benar-benar mengagungkan Al-Quran dengan menyimak secara hikmat ketika ia dibaca, dan tidak menyentuhnya ketika kita dalam keadaan hadats. (bersambung Insya Allah swt).

0 komentar:

Posting Komentar