Tujuan Mendirikan Halaqoh Ta'lim

(Mukadimah 3)
Oleh : Musa

Pertolongan Allah swt dan Tawakkal
Setelah Al-Habib menganjurkan pada kita tentang niat ikhlas, beliau memberi wejangan selanjutnya, yaitu tentang memohon pertolongan pada Allah dan bertawakkal kepada-Nya. Beliau menyebutkan ayat "barang siapa bertawakkal kepada Allah, maka Dia-lah yang yang akan mencukupinya." (al-Tholaq : 3)
Menyelenggarakan halaqoh ta'lim memang sangat berat. Karena halaqoh ta'lim memerlukan kesabaran, memerlukan tenaga, memerlukan modal dan masih banyak lagi hal-hal yang menjadikan sebagian dari kita enggan menyelenggarakan halaqoh ta'lim atau tidak kuat bertahan lama. Dari sinilah kita perlu memohon pertolongan kepada Allah swt.
Banyak cara memohon pertolongan kepada Allah swt. Diantara adalah berdoa. Berdoa merupakan ibadah termudah. Karena doa dapat kita lakukan dimana saja, kapan saja dan dalam keadaan apa saja. Disamping itu berdoa merupakan senjata orang mukmin yang paling ampuh seperti yang diterangkan dalam hadits.
Cara lain memohon pertolongan adalah dengan mengerjakan sholat. Karena dalam sholat terdapat banyak doa. Dengan mengerjakan sholat berarti seorang hamba sedang memohon pertolongan kepada Allah swt. Semua jenis sholat merupakan cara memohon pertolongan Allah yang paling efektif. Hanya saja ada beberapa sholat yang memang dikerjakan khusus untuk memohon pertolongan. Diantara jenis sholat yang khusus untuk memohon pertongan Allah adalah sholat hajat. Cara mengerjakan sholat hajat sangat masyhur terdapat di banyak buku-buku tuntunan sholat.
Adapun bertawakkal kepada Allah sebagaimana yang dianjurkan oleh Al-Habib adalah salah satu dari kewajiban seorang hamba terhadap Allah swt. Makna tawakal adalah berserah diri kepada Allah swt dengan menyerahkan segala urusan kita kepada Allah swt setelah kita mengerjakan ikhtiar. Banyak orang awam yang salah paham dengan makna tawakal. Mereka menyangka bahwa tawakkal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah swt tanpa didahului dengan ikhtiar. sedangkan Nabi Muhammad saw pernah menegur seorang sahabat yang membiarkan hewan yang ia tunggangi tanpa diikat. Alasan sahabat tersebut adalah tawakal. Namun, Nabi saw mengingatkan bahwa tawakkal adalah setelah berikhtiar. Begitu juga sayidina Umar Ra yang pernah menegur orang-orang yang duduk-duduk di Masjid dan tidak bekerja. Mereka beralasan tawakkal. Namun, Sayidina Umar Ra mengingatkan mereka bahwa orang yang bertawakkal adalah orang yang telah menebarkan benihnya di sawah kemudian menyerahkan segala urusan hasil tumbuh dan tidaknya kepada Allah swt.
Sebagai penyelenggara halaqoh ta'lim kita harus berikhtiar dengan berusaha semaksimal mungkin agar halaqoh kita bisa berhasil mewarnai masyarakat. keberhasilan itu dapat kita lihat dari perubahan prilaku masyarakat. dari masyarakat awam menjadi masyarakat yang berilmu. Dari masyarakat yang jauh dari adab islami menjadi masyarakat yang beradab islami. Dari masyarakat jahili menjadi masyarakat yang madani. Jika kita telah berikhtiar dengan sekuat tenaga kemudian kita belum melihat hasil yang kita inginkan, maka kita serahkan saja semua urusan kita pada Allah swt. Karena semua hasil yang kita capai tiada lain adalah atas pertolongan Allah swt. Dari sinilah seorang penyelenggara halaqoh ta'lim diharuskan bertawakkal.
Termasuk tawakkal yang diperlukan penyelenggara halaqoh ta'lim adalah tawakkal tentang urusan pemasukan biaya operasional halaqoh. Yang penting kita telah ikhtiar dengan usaha sekuat tenaga. Jika ternyata pendapatan kita masih pas-pasan sehingga tidak mencukupi keperluan operasional halaqoh, maka kita harus menyerahkan semuanya kepada Allah swt. Karena Allah swt Mahakaya, Mahakuasa, Mahatahu segala urusan yang diperlukan hamba-Nya.

Tawadhu' dan Shilaturrahim
Selanjutnya, Al-Habib menganjurkan kepada para penyelenggara halaqoh ta'lim untuk bertawadhu' dan rendah hati. Dua sikap ini adalah satu makna. Yaitu kebalikan dari sifat takabbur atau sombong. Sikap tawadhu' adalah sikap seseorang yang merasa dirinya jauh di bawah derajat orang lain. Dengan kata lain orang tersebut tidak pernah merendahkan orang lain. Orang tawadhu' akan selalu berbaik sangka pada siapapun. Karena dia merasa bahwa orang yang ada di hadapannya adalah lebih baik dan lebih sempurna.
Seorang penyelenggara halaqoh ta'lim harus memiliki sifat ini. Karena tidak sedikit saudara kita yang telah mendirikan halaqoh ta'lim kemudian merasa dirinya paling pintar, paling hebat dan merasa dirinya telah berjasa. Dari sifat-sifat ini penyelenggara halaqoh sering merendahkan orang lain. Terutama terhadap murid-muridnya. Tidak jarang penyelenggara halaqoh dengan tidak segan-segan menyuruh orang yang lebih tua darinya dengan alasan karena ia muridnya. Banyak juga yang merendahkan ustadz halaqoh lain karena ia merasa lebih pandai. Lebih-lebih jika ustadz itu ternyata hanya lulusan Safinah di pesantren sedangkan dirinya telah membaca Fathul Wahab atau Minhaj.
Penulis teringat penuturan seorang guru yang juga lulusan Al-Ahgaff dan telah menjadi da'i : "Kamu harus mulai belajar rendah diri, karena kamu sekarang keilmuannya sudah melebihi orang-orang di kampungmu. Apalagi setelah kamu lulus dari Al-Ahgaff, kamu harus menghormati guru-guru di kampung yang telah lebih dulu membuka halaqoh. Apalagi jika dulu dia adalah gurumu."
Selanjutnya Al-Habib memotivasi kita untuk meresapi dan menghayati "tujuan-tujuan halaqoh ta'lim" yang insya Allah akan saya terangkan pada lembaran-lembaran berikutnya. Semoga Allah memanjangkan umur kita untuk terus mengumpulkan serpihan-serpihan rahmat-Nya sebagai penghapus dosa-dosa yang telah kita lakukan.
Anjuran berikutnya adalah mengenai hubungan kita dengan orang-orang sholeh di daerah kita. Beliau menganjurkan agar kita mempererat hubungan kita dengan mereka. Nasehat ini masih berkaitan dengan nasehat sebelumnya yaitu tawadhu'. Karena diantara hal-hal yang mempererat hubungan kita dengan orang lain adalah sikap tawadhu' kita yang dapat memposisikan orang lain pada posisi yang terhormat. Dan masih banyak akhlak-akhlak mulia lain yang dapat mempererat hubungan bermasyarakat.
Diantara rahasia menjaga hubungan baik dengan orang-orang sholeh di daerah kita adalah keberkahan dan doa mereka yang akan menambah keberhasilan halaqoh kita. Sebuah contoh kecil adalah ketika kita tidak memahami beberapa masalah yang kemungkinan diketahui oleh mereka, kita dapat bertanya pada mereka. Jika hubungan kita dengan mereka tidak baik maka kita pasti akan merasa malu untuk bertanya. Bahkan kita akan gengsi bertanya pada orang yang kita benci. Contoh lain adalah ketika kita mengalami beberapa kesulitan. Insya Allah dengan senang hati mereka akan membantu kita.

Motivasi
"Jangan sampai semangatmu mengendor hanya karena orang-orang yang berusaha mengendorkan semangatmu, baik karena hasud, dengki atau yang lainnya. Jangan pula engkau merasa minder hanya dengan beberapa kritik yang pedas dan memojokan. Atau hanya karena penghinaan, cacian, peremehan dan keraguan orang-orang yang membencimu. Karena hal itu sering terjadi. Bahkan hal itu terjadi juga pada orang-orang yang sudah matang dan mantap dalam kebaikan. Semua ini tiada lain adalah ujian dari Allah swt. Oleh karena itu tidak ada motivasi yang lebih baik setelah adanya motivasi dari Allah swt, Rasul-Nya dan para salafussholeh dari umat ini. Juga tidak ada keterangan yang lebih jelas dari keterangan mereka semua. Maka dengarkanlah keterangan itu dan bersaksilah."
Pesan-pesan pada alenia diatas adalah motivasi Al-Habib kepada kita para penyelenggara halaqoh ta'lim. Semua itu menunjukan betapa beratnya tantangan yang akan kita hadapi. Namun, insya Allah dengan motivasi diatas kita akan tetap bersemangat untuk menyelenggarakan halaqoh ta'lim. Amin.
(bersambung insya Allah swt)

1 komentar:

  fanggagel

4 Maret 2022 pukul 02.48

CASINO RANKINGS & TIPS - Mapyro
A map showing 포천 출장마사지 casinos and other gaming facilities located near casinos and 서울특별 출장샵 other gaming facilities located near casinos and 전라남도 출장안마 other gaming facilities.What is a casino?Can I play slots 서산 출장샵 for 군산 출장마사지 fun?

Posting Komentar