Lentera yang tak pernah padam

Oleh : Saeva*

Kang alif telah memulai menulis sejak tiga jam yang lalu. Tidak tahu mengapa jarinya tidak mau berhenti. Penanya pun terus terayun meliuk-liuk seperti pemain sepk bola yang sedang menggiring bola melewati musuh-musuhnya. Lembar demi lembar terpenuhi dengan goresan hitam.


"Selesai" tiba-tiba kata itu muncul dari mulutnya diikuti dengan gerakan menegakan bahu, yang dari tadi condong mendekatitulisnya, dan mengangkat pena menjauhi kertas. Ia meneliti tulisannya dari halaman satu. Saya sendiri tidak tahu apa yang ia tulis.tapi, dari kebiasaannya, jika ia menulis dengan cepat dan lama, berarti ia menulis cerita. Jika ia menulis sembari senyum-senyum berarti cerita lucu atau pengalaman menarik yang ia alami. Dan jika ia menulis dengan hati-hatisambil sesekali menatap keatas seperti gerakan orang sedang berfikir, berarti ia sengan menulis sesuatu yang ilmiah atau sedang mengerjakan tugas. Hanya saja kebiasaannya selalu meluncurkan kat "selesai" setelah memberi tanda titik terakhir pada tulisannya adalah sama. sepertinya kali ini ia menulis sesuatu yang beda dari hari-hari sebelumnya. Karena ekspresinya saat menulis tidak sama dengan kebiasaan yang saya sebutkan tadi.

Setelah selesai meneliti dan membetulkan beberapa kesalahan, menarik nafas panjangdan menghembuskannya dengan panjang pula.ia menggerakan kepalanya ke kiri dan e kanan untuk menghilangkan ketegangan di leher. Kemudian ia merebahkan diri di ranjang yang ada di belakangnya sambil menatap atap yangberwarna putih. Setelah lima menit, tiba-tiba hp-nya berdering..

" assalamaualikum.."sapanya untuk memulai pembicaraan. Kemudian ia tampak mendengarkan orang yang di seberang sana berbicara. Tak lama kemudian ia menjawab :
"ia.. semuanya sudah siap. Tinggal diketik… besok aku bawa ke kampus. Kamu tunggu aja di bawah pohon beringin ditaman sebelah utara kampus."
"ia, sama-sama"
"waalikumussalam"

Saya tidak tahu persis siapa yang baru saja meneleponnya. Tapi,dari pembicaraannya saya yakin kalau orang itu ada hubungannya dengan tulisan yang baru saja ia buat. Setelah semua tu, akhirnya kang alif pergi ke kamar mandi. Saya tidak tah apa yang ia lakukan. Biasanya, jika sebelum tidur ia akan ke kamar mandi untuk wudhu kemudian shalat sunah dan membaca surat almulk. Ternya kali ini pun sama, ia wudhu sholat dan membaca surta almulk. Setelah selesai ia siap untuk tidur sambil jemarinya memutar tasbih dan bibirnya komat-kamit membaca sholawat hingga ruhnya naik ke Arsy Robna.

Kejadian itu adalah seminggu yang lalu. Pada keesokan hariya, setelah pulang dari kampus, ia tampakberubah drastic. Ia tidak lagi kelihatan menulis. Ia jarang menyapa kami. Ia hanya sering menangis di sholat malamnya yang kii semakin bertambah panjang. Alquran terus ia baca setiap kali ada waktu luang. Dan saya baru sadar kalau ia tak lagi berangkat ke kampus sejak hari itu. Ada apa gerangan dengan kang alif? Hanya ia dan Allah swt yang tahu kalau ternyata yang ia tulis adalah surat lamaran pinangan sahabatnya terhadap seorang wanita yang baru ia ketahui pada hari itu ternyata wanita itu adalah dambaannya sejak dua tahun terakhir.memang sahabatnya tidak tahu bahwa alif menyukai perempuan hafidhoh itu. Dan tak seorangpun tahu, karena sifatnya yang arif, sopan dan supel membuat semua sahabatnya memahami secar lahiriah bahwa ia tidak menaruh hati pada siapapun teman sekampusnya. Posisinya sebagai imam musholla kampusmembuat para wanita segan untuk mencoba merayu atau sekedar PDKT. Sebagai sahabat yang baik, ia takan menggagalkan rencana tunangan sahabatnya hanya karena ambisi pribadinya. Dan ia memilih menenangkan diri dengan munajat pada Robbnya, memperpanjang sholat malam dan memperbanyak baca Alquran. Hingga seminggu inisaya tidak pernah tah, kang alif sedang mengobati luka yang bisa dikatakan tidak setiap orang bisa selamat darinya. Dan saya pun tak pernah tahu. Karena kang alif tidak ingin ada orang yang tahu bahwa sahabatna telah memangkas tunas harapannya. Biar ia sendiri yang menikmatinya. Biar Allah yang memberi balasannya. Biar sahabatnya bahagia.
Sebulan kemudian, kang alif datang memenuhi undangan sahabatnya untuk memberikan ucapanselamat berbahagia untuk mengukuhkan hatinya bahwa jodohnya adalahwanita lain yang lebih baik pilihan Robbnya. Senyumpun enggan meninggalkan bibirnya yang semakin menambah berseri wajahnya.
05/06/2009

*Mahasiswa Al-Ahgaff, Mustawa IV

0 komentar:

Posting Komentar