"Al-Ikhwan Al-Muslimun"

(sebuah Pergerakan Islam Kontemporer)

Oleh: AM Saputra
Masih sangat jelas membekas tajam pada ingatan kita, sebuah drama tragedi genosida yang dilakukan oleh teroris sejati, biang keladi yang selalu lempar granat sembunyi tangan di bawah ketiak AS sebuah negeri adidaya yang konon sedang mengalami krisis global dan kroni-kroninya termasuk PBB, siapa lagi kalau bukan zionis-israel. Lebih dari 1000 muslimin dihujani bom tanpa pandang bulu, besar, kecil, tua dan muda, anak-anak serta wanita. Lebih dari 5000 luka-luka sebab senjata biologi terlarang yang mereka gunakan melibas wilayah Ghaza yang sebelumnya telah di-embargo dari sana-sini. Drama tagedi itu terjadi di bumi Palestina yang lebih dari 60 tahun di-caplok kaum zionis. Alasan klasik yang selalu mereka dengungkan adalah melindungi diri dari roket-roket nyasar yang ditembakkan oleh pejuang HAMAS.

HAMAS (Harakah al-Muqawamah al-Islamiyah) yang sedang hangat diperbincangan dunia internasional karena keteguhan dan kesabaran menghadapi gempuran agressor Israel lebih dari 20 hari di penghujung tahun 2008 hingga medio 2009, adalah sebuah partai yang memenangkan pemilu pada tahun 2006. Awalnya HAMAS yang diasaskan oleh Syeikh Ahmed Yassin seorang kader IM di Gaza adalah sebuah organisasi yang sejak didirikannya, HAMAS telah melancarkan serangan terhadap penduduk Israel, negara yang men-caplok wilayah Palestina. HAMAS menyeru supaya negara Israel dimusnahkan dan digantikan dengan sebuah negara Islam. HAMAS sering menunjukkan sentimen anti-Israel dan berjuang untuk mengusir pihak Israel keluar dari Palestina melalui jihad.
Perbincangan seputar HAMAS dan bagaimana sepak terjangnya dalam kancah perjuangan mempertahankan kehormatan dan jati diri sebagai muslim dan rakyat Palestina tidaklah dapat dipisahkan dari sejarah pergerakan Islam "Al-Ikhwan Al-Muslimun" (IM) yang dideklarasikan oleh al-Imam Hasan al-Banna di Mesir. Adapun HAMAS sebenarnya adalah kepanjangan tangan dari IM itu sendiri.
Dalam ranah harokah islamiyah nama Hasan al-Banna bukanlah sesuatu yang asing lagi, pendiri "Al-Ikhwan Al-Muslimun" (IM) sebuah pergerakan Islam kontemporer ini memiliki pandangan jauh kedepan melampaui sekat-sekat khilafiyah madzhab menuju tegaknya khilafah islamiyah di muka bumi ini demi tegaknya keadilan dan kesejahteraan yang menyeleruh tanpa terkecuali. Melalui IM inilah fikrah-fikrahnya yang cemerlang mulai mendunia sebagaimana Islam itu sendiri yang tidak diragukan lagi ke-universalannya.
Siapakah Al-Ikhwan Al-Muslimun?•
Al-Ikhwanul al-muslimun adalah salah satu jamaah dari umat Islam, mengajak dan menuntut ditegakkannya syariat Allah, hidup di bawah naungan Islam, seperti yang diturunkan Allah kepada Rasulullah saw, dan diserukan oleh para salafush-shalih, bekerja dengannya dan untuknya, keyakinan yang bersih menghujam dalam sanubari, pemahaman yang benar yang merasuk dalam akal dan fikrah, syariah yang mengatur al-jawarih (anggota tubuh), prilaku dan politik. Mereka berda’wah kepada Allah. Komitmen dengan firman Allah SWT: “Serulah mereka ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik” (QS. An-Nahl : 125). Dialog yang konstruktif, sebagai jalan menuju kepuasan dan memberikan kepuasan bersandarkan pada al-hujjah (alasan), al-mantiq (logika), al-bayyinah (jelas), dan ad-dalil (dalil).
Kebebasan adalah keniscayaan, hak mendasar yang telah Allah anugerahkan kepada setiap hamba-Nya, meski kulit, bahasa dan akidah mereka berbeda; Kebebasan berkeyakinan, beribadah, mengungkapkan pendapat, berpartisipasi dalam membuat keputusan, dan hak untuk memilih dari beberapa pilihan secara bebas dan bersih, sehingga tidak boleh ada pengekangan hak untuk mendapatkan kebebasan, hak mendapatkan ketenangan, sebagaimana seseorang tidak boleh berdiam diri dan pasrah pada setiap permusuhan atau pengekangan terhadap kebebasannya.
Ilmu merupakan salah satu pondasi tegaknya daulah Islamiyah, berprestasi tinggi bagian dari kewajiban setiap umat agar dapat beramal menuju pengokohan iman dan sarana kemajuan umat, mendapatkan ketenangan, merasakan kebebasan, menghadang permusuhan, menunaikan risalah alamiyah (da’wah) seperti yang telah Allah gariskan, memantapkan nilai-nilai dan ajaran-ajaran perdamaian, menghadang kediktatoran, imperialisme, kedzaliman, dan perampasan kekayaan bangsa.
Dasar dari pendidikan, konsep, akhlak, fadhail, undang-undang, sistem, jaminan, nilai-nilai, dan perbaikan adalah kitabullah dan sunnah Rasul-Nya yang jika keduanya dipegang oleh umat maka tidak akan sesat selamanya.
Islam menurut pemahaman Al-Ikhwanul Muslimun adalah sistem yang mengatur segala urusan kehidupan berbangsa dan bernegara, mengatur hajat hidup manusia sepanjang masa, waktu dan tempat. Islam lebih sempurna dan lebih mulia dibanding perhiasan kehidupan dunia, khususnya pada masalah duniawi, karena Islam meletakkan kaidah-kaidah secara sempurna pada setiap bagiannya, memberikan petunjuk kejalan yang lurus dijadikan sebagai manhajul hayat (life style), dipraktekkan dan selalu berada diatas relnya.
Jika shalat merupakan tiang agama, maka al-jihad adalah puncak kemuliaannya, Allah adalah tujuan, Rasul adalah tauladan, pemimpin dan panutan, sedangkan mati di jalan Allah adalah cita-cita yang paling mulia.
Jika keadilan menurut Al-Ikhwan adalah salah satu tonggak setiap negara, maka persamaan merupakan bagian dari karakteristiknya, dan undang-undang yang bersumber dari syariat Allah; agar dapat merealisasikan keadilan yang mempertegas adanya persamaan.
Hubungan antara bangsa, negara, dan umat manusia adalah hubungan gotong royong, saling membantu, dan bertukar pikiran, sebagai jalan dan sarana kemajuan berdasarkan persaudaraan, tidak ada intervensi, tidak ada pemaksaan kehendak, kekuasaan dan kediktatoran atau pengkerdilan hak orang lain.
Al-Ikhwanul Muslimun adalah jamaah yang memiliki cita-cita, mencintai kebaikan, bangsa yang tertindas, dan umat Islam yang terampas hak-haknya.
Da’wah mereka adalah salafiah, karena mereka selalu mengajak umat untuk kembali kepada Islam, kepada penuntunnya yang suci, kepada kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. Sebagaimana Al-Ikhwan adalah thariqoh sunniyah (beraliran sunni), karena membawa jiwa mereka pada perbuatan dan dalam segala urusan sesuai dengan sunnah yang suci khususnya pada masalah akidah dan ibadah.
Al-Ikhwan adalah jamaah sufiah, mereka memahami bahwa dasar kebaikan adalah kesucian jiwa, kebersihan hati, kelapangan dada, kewajiban beramal, jauh dari akhlak tercela, cinta kerena Allah dan ukhuwah karena Allah.
Al-Ikhwan juga merupakan jamaah yang bergerak dalam bidang politik, yang menuntut ditegakkannya reformasi dalam pemerintahan, merevisi hubungan negara dengan yang lainnya, dan membina umat pada kemuliaan dan kehormatan diri.
Al-Ikhwan adalah jamaah yang memiliki vitalitas tinggi, memperhatikan kesehatan, menyadari bahwa mu’min yang kuat lebih baik dari mu’min yang lemah, dan berkomitmen dengan sabda nabi saw, “Sesungguhnya badanmu memiliki hak atas dirimu”, dan menyadari bahwa kewajiban-kewajiban dalam Islam tidak akan terlaksana kecuali dengan fisik yang kuat, hati yang penuh dengan iman, akal yang diisi dengan pemahaman yang benar.
Al-Ikhwan adalah jamaah persatuan keilmuan dan tsaqofah, karena ilmu dalam Islam merupakan kewajiban yang harus dikuasai, dicari walau hingga ke negeri cina, negara akan bangkit karena iman dan ilmu.
Al-Ikhwan adalah jamaah yang memiliki ideologi kemasyarakatan, memperhatikan penyakit-penyakit yang menjangkit masyarakat dan berusaha mengobati dan mencari solusinya serta menyembuhkannya.
Al-Ikhwan adalah jamaah yang memiliki kebersamaan ekonomi, karena Islam adalah agama yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan harta dan cara memperolehnya, nabi saw bersabda: “Sebaik-baik harta adalah milik orang yang saleh. Barangsiapa yang pada sore harinya mencari nafkah dengan tangannya sendiri maka ampunan Allah baginya.”
Pemahaman ini menegaskan kesempurnaan makna Islam, keuniversalan dalam segala kondisi dan sisi kehidupan, pada segala urusan dunia dan akhirat.

 Koordinator Departemen Seni dan Budaya PPI-Yaman 2008-2009, mahasiswa Univ. Al-Ahgaff tingkat IV
• www.al-ikhwan.net


0 komentar:

Posting Komentar