Peringatan Pungkas dan Sambut Tahun Baru Islam 1430 H.*

Habib Umar bin Hafidz: Mudzaharah (Demonstrasi) Tidak Memudahkan Urusan Umat Islam

Para Habaib, Masyaikh dan masyarakat Tarim sore hari ini (27/12/08) berkumpul di masjid Ahlul Kisa` Darul Musthafa untuk memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1430 Hijriah. Acara diawali dengan pembacaan doa jelang akhir tahun 1429 Hijriah setelah selesai berjama`ah shalat Ashar, kemudian disambung dengan muhadlorah (ceramah) oleh para Habaib, sebelum kemudian ditutup dengan pembacaan doa pungkas dan sambut tahun baru Islam.



Hadir dalam peringatan tersebut, `Ain Tarim, Habib Abdullah bin Syihab, Habib Ali Masyhur bin Hafidz, Munsib ba `Alawi, bin Hamid, Mudir Idarah Rubat Tarim, Habib `Alwi Syathiri, orator terkemuka Syaikh Umar al Khotib, pemuka mufti Tarim Syaikh Muhammad Ali al Khothib, mudarris Rubat Tarim dan dosen fiqh, fakultas syari`ah dan qanun universitas al Ahghaff serta tampak pula beberapa tamu dari Indonesia, Dubai dan Saudi Arabia.

Dalam ceramahnya, Habib Umar bin Hafidz, lebih banyak menyinggung soal perkembangan terakhir konflik yang mendera umat Islam di bumi Palestina, Ghaza, dan diberbagai kawasan konflik lainnya yang hampir semuanya berlatar belakang agama, konflik antar umat beragama tersebut kian marak kita saksikan dipenghujung tahun 1429 Hijriah ini, karena itulah beliau memohon kepada segenap kaum muslimin dimanapun berada untuk senantiasa kembali bertaubat kepada Allah swt., meminta pertolongan kepada-Nya, bermunajat kepada dzat yang Maha Kuasa, yang memiliki dan mengatur segala macam urusan kita semua.

Sementara itu, menanggapi masih sering terjadi adanya aksi mudzaharah (demonstrasi) yang mengatasnamakan agama, atau gerakan pembelaan terhadap kaum muslimin yang terjadi diberbagai belahan dunia, menurut beliau hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang arif dan penuh bijaksana, tidak dengan cara demonstrasi emosi dan urakan yang justru menampakkan prilaku kurang terpuji bahkan menyulut bara api permusuhan yang sudah padam menjadi memanas kembali.

Tindakan pembelaan terhadap kaum muslimin semestinya dilakukan dalam bentuk do`a dan pendekatan kepada Allah yang Maha Kuasa dengan diiringi semangat ikhtiar nyata yang sungguh-sungguh dalam mengembalikan kejayaan setiap pribadi kaum muslimin, karena hanya itulah sesungguhnya penyebab dasar untuk mendapatkan pertolongan dari yang Maha Pengasih, pertolongan hanyalah bisa diperoleh dengan ikhtiar yang baik dengan tidak menciderai atau menodai keagungan aturan agama Islam yang semestinya, kita harus meneladani akhlak Nabi Muhammad saw. dalam berbagai aspek sosial, bukan seperti yang marak terjadi hari ini, pembelaan lebih banyak diwarnai politik kepentingan sesaat bahkan tak jarang pula dengan praktik kemunkaran dan kemaksiatan dengan dalih pembelaan terhadap sesama kaum muslimin yang sedang berada dalam penindasan.

Keimanan kita terhadap ajaran agama Islam perlu diterjamahkan dalam nilai-nilai aplikatif seperti belas kasih sayang terhadap sesama makhluk ciptaan Allah swt., bagaimana kita mengaku cinta kepada Allah swt., sementara di sisi lain kita melukai dan berbuat aniaya atau menyakiti makhluk ciptaan-Nya?!, Dari titik pangkal inilah kita harus memulai, "...min huna ahasisul iman, min huna tarjamatil iman, min huna nasya`a atsaru tarbiyatil islam, minal mahabbah wal hubbi wal awathifi bikhalqillahi jalla wa `ala, pungkasnya di depan para Habaib, Masyaikh dan masyarakat umum lainnya.

Tepat pukul 16.48 waktu setempat, prosesi acara peringatan pungkas dan sambut tahun baru Islam tersebut berakhir dengan dikumandangkannya do`a bersama yang berisi permohonan kepada Allah swt. untuk kemudahan seluruh ummat Islam dalam melaksanakan perintah dan menjahui larangan-Nya khususnya pada tahun 1430 Hijriah ini, "Allahumma Ya Muhawwilal Ahwal Hawwil Halana Ila Ahsanil Ahwal, Ya Arhamar Rahimin. Amin Ya Mujibas Sailin".

*) Free lance Reporter: Umamelsamfani, DPH FORMIL 2008-2009 M.


0 komentar:

Posting Komentar