Cium Kubur, Makruh..

Oleh : Aidin el-Banjary
قال رسول الله : كنت نهيتكم عن زيارة القبور, ألا فزوروها فإنها تذكركم الآخرة. ( رواه مسلم )
و قال أيضا : أكثروا من ذكر الموت فإنه يمحص الذنوب ويزهّد في الدنيا
Bahwasanya maut itu suatu perkara ghaib yang senantiasa menghadang, maka kewajiban bagi kita adalah mempersiapkan segala sesuatuanya untuk menghadapi maut kapanpun dia datang. Karena orang yang ingat mati itu dirinya tidak akan tenang, sehingga menimbulkan himmah yang kuat untuk berbuat taat pada Allah. Penyair berkata :
لا طيب للعيش مادامت منغّصة # لذلته باذكار الموت والهرم


Diantara yang disunnahkan oleh agama adalah ziarah kubur, karena mengandung beberapa peringatan dan gambaran tentang keadaan setelah mati. Oleh sebab itulah, kebanyakan dari ulama'-ulama' sufi malazimi ziarah, bahkan dari mereka itu ada yang tiap hari pergi ke turbah. Kata habib Muhammad bin Ali al-Khird : "Ada dari sebagian orang bukanlah termasuk orang yang ahli ibadah atau punya amalan yang banyak sehingga mendapat martabat yang tinggi dan sempurna, akan tetapi dia mendapat martabat tersebut dengan memperbanyak ziarah ke turbah zanbal-Tarim".
Alangkah bagusnya bagi kita penuntut ilmu yang ada di Tarim ini untuk dapat meluangkan waktunya berziarah ke makam para wali yang ada di sini, khususnya zanbal. Dikatakan dalam kitab 'qurrotul 'ain wa jalaurroin', karya habib Muhammad bin Zain bin Smith : "Ada tiga turbah yang penghuninya nanti dibangkitkan pada hari kiamat ke surga, yakni turbah Tarim, turbah Syibam, dan turbah Hajrain-Dlo'an". Seseorang akan mendapatkan berkah dalam ziarah sesuai dengan niat dan tingkatan husnudzhon-nya terhadap yang ia ziarahi, di samping itu juga, ia harus memelihara adab dalam ziarah sebagaimana sering dikatakan oleh ulama' salaf :
""المدد في المشهد وحسن الظن
dan seperti kata penyair :
"على قدر أهل العزم تأتي العزائم # وتأتي على قدر الكرام المكارم"

 Fadhilah Ziarah :
Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Hafidh berkata : "Barang siapa ziarah ke makam nabi atau wali berarti ia dapat undangan dari nabi atau wali tersebut, kalau tidak ada undangan dia tidak akan datang ziarah". Dan kata beliau lagi : "Sekurang-kurangnya manfaat yang didapatkan dalam ziarah adalah diampuni dosanya". Oleh sebab itulah, mari kita berdoa pada Allah semoga kita diberi kecintaan terhadap para auliya'-Nya, sehingga kita dapat meluangkan waktu untuk menziarahi mereka. Karena kalau tidak didasari dengan rasa cinta terhadap mereka maka kita tidak akan mungkin menziarahinya.

 Adab Ziarah :
1. Hendaknya dalam keadaan suci, sebagaimana yang dikatakan oleh Habib Alawi bin Abdullah bin Shihab : "Ketahuilah bahwasanya para aulia' itu punya sirr. Oleh sebab itu, apabila kamu mau menziarahinya maka hendaklah kamu berwudhu ( dalam keadaan suci ) baik ketika menziarahi yang sudah wafat ataupun yang masih hidup.
2. Memakai pakaian yang sopan.
3. Menjaga hati pada waktu ziarah. Habib Abdurrahman bin Muhammad al Masyhur pernah berkata : "Tanda ziarah orang itu diterima apabila pulang dari ziarah hatinya lebih baik dari sebelumnya, senang terhadap kebaikan dan benci terhadap perkara-perkara jelek, itulah pertanda ziarahnya diterima".
Maka dari itu seyogyanya bagi para peziarah untuk selalu menjaga hati ketika ziarah, karena para aulia' itu memandang kepada hati. Sebagaimana yang dikatakan guru kita-Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Hafidz-di sela-sela siraman rohani beliau pada hari Jumat pagi di zanbal, "peliharalah hati ketika berada di sisi wali karena mereka memandang kepada hati bukan memandang kepada dzahir".
Perhatian bagi para peziarah, terutama para pelajar, sebagaimana yang diisyaratkan oleh Habib Muhammad bin Alwi al-Hasani al-Maliki dalam kitabnya 'mafahim yajibu an tushohhah', "ketahuilah olehmu bahwa sepantasnya bagi para peziarah untuk tidak mengecup batu nisan atau mengusapnya dengan tangan, yang demikian itu adalah makruh, karena melanggar adab terhadap yang diziarahi. Alasan tabarruk bukan berarti menghilangkan hukum makruhnya. Hal itu merupakan suatu kebodohan dengan apa yang sepantasnya dari adab ziarah. Janganlah tertipu dengan kebanyakan yang dilakukan oleh orang awam. Yang benar adalah apa yang dikatakan dan dipraktekkan oleh ulama', bukan yang demikian. Imam Nawawi berkata : "Barang siapa yang terlintas dalam benak pikirannya atau dalam hatinya, bahwa mengecup atau mengusap kubur itu berkahnya lebih banyak dari yang tidak melakukannya maka orang tersebut termasuk orang yang paling bodoh, karena berkah itu hanya didapat dari sesuatu yang sesuai dengan syariat. Lalu bagaimana kalau perbuatan itu salah dan tidak sesuai dengan syariat, apa ia akan mendapat barakah??.
Walaupun di antara ulama' banyak yang berselisih pendapat tentang masalah ini, bagi kita penuntut ilmu hendaknya menjauhi khilaf, dengan tidak melakukan yang dianggap diperselisihkan tadi agar tidak jadi sangkaaan bagi orang awam bahwa apa yang kita lakukan ada nash syariatnya.

 Penutup :
Ziarah bukan hanya terbatas pada orang yang sudah wafat saja, akan tetapi bisa juga kepada mereka yang masih hidup atau ziarah ke tempat-tempat yang mana tempat itu sering dikunjungi atau bahkan ditempati oleh wali tersebut, seperti masjid, tempat kholwat, tempat ibadah, dan rumah-rumah mereka. Ulama' salaf berkata: "Menziarahi tempat wali itu lebih utama dari pada menziarahi kuburnya".
Kiranya inilah yang dapat saya persembahkan pada para pembaca sekalian, semoga ada manfaatnya. Dan semoga ziarah saudara diterima. Akhir kalam wa sholallahu 'ala sayyidina Muhammadin wa 'ala alihi wa shohbihi wasallam walhamdulillahi robbil 'alamin.

Penulis adalah mahasiswa al-Ahgaff tingkat II

0 komentar:

Posting Komentar