Lembar Penutup

Sahabat Mahasiswa, peserta MAK yang terhormat
Alhamdulillah ala kulli hal, inilah ungkapan penutup lembar- perlembar laporan pertanggungjawaban kami, sebagai generasi penerus perjuangan khidmah, kami menyampaikan estafet organisasi ini kepada


seluruh sahabat mahasiswa aktifis FORMIL, semoga ke depan organisasi ini bisa lebih maju dan lebih baik, sebagai pribadi biasa, kami menitipkan arti kata, seperti Ibn Malik memuji sahabatnya dengan penuh cinta; Wahwa bisabqin haizun tafdlila, mustaujibun tsanaiyal jamila, Wallahu yaqdli bihibatin wafirah, li walahu fi darajatil akhirah.

Kalamuhum lafdzun mufidun kastaqim, kasatria, walau kadang tidak kasat mata, namun semua koordinator departemen, telah dengan baik melaporkan hasil kinerjanya penuh tanggungjawab, sebuah apresiasi tinggi untuk mereka, dari kiprahnyalah ungkapan puji ini sebgai bahasa budi pekerti akan bukti kesungguhannya dalam bekerja, mereka berkata dan berkarya nyata untuk kita, sungguh rasa haru dalam hati tak dapat kami ingkari, setelah dengan penuh sabar dalam melaksanakan khidmah yang cukup beresiko tapi berpotensi sosial plus ini, akhirnya kami dapat menyelesaikan pula dengan baik dan semoga tidak menyisakan isykal, kami telah berupaya maksimal dalam menyukseskan setip proja dengan semangat hidmah, melalui jalan berliku, menatap dinding-dinding berbackround acara kelabu, berhadapan dengan kasus panjang mija hijau pengadilan, berurusan dengan keselamatan nyawa dan ancaman jeruji besi, bahkan rela bersitegang dengan sebagian pihak yang kurang memahami realitas dan kenyamanan kita (bukan keYamanan).

Sahabat Mahasiswa, peserta MAK yang terhormat
Sering terbesit keluh kesah dihati, tapi pada siapakah kami harus mencuahkan kesumpekan ini, sesekali ada perasaan senang tapi kami sulit tenang, ada gaduh dan gundah gulana di sana, menjadikan kami sering gregetan menyaksikan kenyataan-kenyataan penuh isykal berikut setumpuk perasaan lain yang terus membayangi kami, namun kini semua telah kami alami selama setahun khidmah, semoga pesan moral dan kesan alamiyah yang telah kmi rasakan ini dapat menjadi materi ekstra khusus dalam proses penempaan karakter, atau semacam obat pendewasaan mental menuju titel umat Muhammad yang mulia, kami harus merasakan rasa pahit dan getirnya perjuangan khidmat ini, sebelum akhirnya kami dapat merasakan setetes manisnya menjadi mahasiswa yang berharga bagi kemulyaan agama, berjuang menjadi manusia mulia yang dimuliakan Allah dan rasulNya, menjadi pemimpin yang dibanggakan mitra, kolega dan anggotanya, berhati abdi dalam berkarya, serta tulus membangun karakter, pekerti yang berbudi abadi.

Sahabat Mahasiswa, peserta MAK yang terhormat
Akhirnya, terimakasih atas segala loyalitas aktifis FORMIL, wajazakumullah ahsanal jaza`, ma`afkan khilaf kami, "in uridu illal ishlaha mastatha`tu, wama taufiqi illa billah, alaihi tawakkaltu wa ilaihi unib".

Aidid, Merdeka : 17 Agustus 2009 M.

0 komentar:

Posting Komentar